Sejarah Hidup Muhammad

oleh Muhammad Husain Haekal

Indeks Islam | Indeks Haekal | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

Characters: 11772
Lines: 226
Words: 1511
Sentences: 235
Paragraphs: 201
                          PRAKATA                      (4/6)

SEBAB PERMUSUHAN ISLAM-KRISTEN
 
Atas semua itu harus  kita  selidiki  sebab-sebab  timbulnya
permusuhan  sengit  dan  peperangan yang begitu dahsyat yang
telah dimulai oleh pihak Kristen terhadap Islam itu. Menurut
hemat   kita,  kurangnya  pengetahuan  pihak  Barat  tentang
hakekat Islam dan sejarah Nabi  adalah  sebab  pertama  yang
menimbulkan  permusuhan itu. Kurangnya pengetahuan ini sudah
tentu  merupakan  sebab-sebab  timbulnya  sikap   kaku   dan
fanatisma  yang  paling  berat dan rumit. Seabad demi seabad
kurangnya  pengetahuan  demikian  ini  makin  bertimbun  dan
kemudian    ia    menjelma    menjadi    patung-patung   dan
berhala-berhala dalam jiwa generasi berikutnya,  yang  untuk
menghilangkannya  tentu  memerlukan suatu kekuatan jiwa yang
besar, seperti pada mula lahirnya kekuatan Islam dulu.

KRISTEN TIDAK SESUAI DENGAN WATAK BARAT
 
Akan tetapi kita melihat ada sebab lain  di  luar  kurangnya
pengetahuan  itu  saja  yang  telah  mendorong  pihak  Barat
menjadi fanatik dan  sampai  membangkitkan  peperangan  yang
begtu  fatal,  sebentar-sebentar  dilancarkan terhadap Islam
dan kaum Muslimin. Juga tidak terlintas dalam  pikiran  kita
tentang  apa yang biasa kita rasakan adanya hubungan politik
yang  buruk  dan   ingin   menguasai   bangsa   lain   untuk
dieksploitir.  Menurut  hemat  kita itu adalah akibat -bukan
sebab- dan adanya fanatisma yang sudah begitu merasuk sampai
ke  soal ilmu dan penyelidikan-penyelidikan ilmiah. Sebabnya
ialah, menurut hemat kita, oleh karena ajaran  Kristen  yang
mengajak  orang menjauhkan kehidupan duniawi, sifat maaf dan
pengampunan serta pengertian-pengertian  hidup  rohani  yang
luhur, tidak sesuai dengan perangai Barat, yang sejak ribuan
tahun  dalam  lingkungan  agama   polytheisma,   dan   letak
geografisnya  menghendaki  perjuangan  sengit  melawan iklim
dingin, melawan kesulitan  dan  keadaan  yang  serba  sukar.
Apabila  peristiwa-peristiwa sejarah mengharuskan juga Barat
menganut agama Kristen ini, maka tidak bisa  lain  ia  harus
juga  dilibatkan  ke dalam kancah perjuangan itu dan memaksa
agama itu meninggalkan sifatnya yang lemah-lembut dan indah,
meninggalkan  keseimbangan  rohani  yang  seharusnya menjadi
mata rantai kesatuan yang telah  disempurnakan  oleh  Islam:
yakni  kesatuan  yang  membuat  harmonis  antara  rohani dan
jasmani, antara perasaan dan akal, emosi dan  rasio,  secara
individu dan universal bersama-sama berada dalam hukum alam,
yakni keduanya  sejalan  dalam  ruang  dan  waktu  yang  tak
terbatas.
 
Menurut hemat kita, inilah sumber yang menyebabkan fanatisma
Barat yang memusuhi Islam, suatu sikap yang menyebabkan kaum
Kristen  Abisinia  menjadi  jijik  melihatnya - tatkala kaum
Muslimin  mencari  perlindungan  pada  masa  mula-mula  Nabi
mengajak orang kepada agama Allah.
 
Inilah,  menurut  pendapat  saya,  sebab timbulnya ekses dan
cara yang berlebih-lebihan di  kalangan  orang-orang  Barat,
baik  dalam  beragama  maupun dalam atheisma, fanatisma yang
berlebih-lebihan serta perjuangan yang tidak mengenal  belas
kasihan  dan  tidak  mengenal  ampun.  Apabila  dari  mereka
sejarah sudah mengenal adanya orang-orang suci,  yang  dalam
hidup    mereka    mengikuti    jejak   Isa   Al-Masih   dan
pengikut-pengikutnya, juga sejarah sudah mengenal  kehidupan
bangsa-bangsa di Barat yang selalu hidup dalam pertentangan,
dalam perjuangan, peperangan-peperangan yang  dahsyat,  atas
nama  politik  atau  atas  nama  agama, dan dikenalnya pula,
bahwa paus-paus atau pembesar-penmbesar  gereja  dan  mereka
yang  memegang  kekuasaan  temporal, selalu dalam persaingan
mau saling mengalahkan. Suatu saat golongan ini yang menang,
nantinya yang lain lagi yang menang.
 
Oleh  karena  kemenangan terakhir dalam abad kesembilanbelas
itu berada di tangan kekuasaan temporal6, maka kekuasaan ini
berusaha  hendak  membasmi  kehidupan  rohani atas nama ilmu
pengetahuan. Ia mengira, bahwa dalam kehidupan umat  manusia
ilmu   itu   akan  dapat  menggantikan  iman  seperti  dalam
kehidupan rohani.  Sesudah  melalui  perjuangan  yang  cukup
lama, sekarang mereka mengetahui bahwa pendapat demikian itu
salah sekali, dan bahwa  apa  yang  mereka  tuju  itu  dalam
kenyataannya  tak  mungkin  dapat  dilaksanakan. Sekarang di
Barat terdengar jeritan disana-sini mengajak mereka  kembali
mencari  pegangan  rohani  yang sudah hilang. Mereka mencari
pegangan itu  d  dalam  maupun  diluar  teosofi.7  Sekiranya
ajaran  Kristen  itu  memang sesuai dengan naluri perjuangan
yang telah dibawa oleh  hukum  alam  sebagai  sebagian  cara
hidup  Barat,  sesudah ternyata konsepsi materialisma mereka
tidak berhasil memberikan konsumsi rohani, tentu  akan  kita
lihat  mereka  kembali  mencari  pegangan agama Kristen yang
begitu indah, agama Isa anak Mariam  -kalaupun  Tuhan  belum
akan  membimbing mereka kepada Islam- dan tidak perlu mereka
pergi berpindah  ke  India  atau  ke  tempat  lain,  mencari
pegangan  hidup  rohani,  yang oleh manusia sangat dirasakan
perlunya seperti kebutuhan  bernapas;  sebab  ini  merupakan
sebagian  kodratnya,  bahkan  merupakan  sebagian  dari jiwa
raganya.

PENJAJAHAN DAN PROPAGANDA ANTI ISLAM
 
Ternyata  imperialisma  Barat   memberikan   bantuan   dalam
meneruskan serangan yang mereka lancarkan terhadap Islam dan
terhadap Muhammad,  dan  minta  mereka  supaya  berpendirian
seperti   penduduk  Mekah  yang  menginginkan  supaya  agama
Nasrani menderita kehinaan karena  kekalahan  Heraklius  dan
Rumawi  menghadapi  Persia.  Pernah  mereka mengatakan - dan
masih banyak di antara mereka yang mengatakan - bahwa  Islam
itulah   yang   menyebabkan   mundurnya  bangsa-bangsa  yang
menganutnya dan menyebabkan mereka tunduk kepada pihak lain.
Ini   adalah   kebohongan   yang  kita  tolak  dengan  cukup
mengingatkan  kepada  mereka  yang  mengatakan  itu,   bahwa
peradaban  umumnya  dan  kekuasaan  dunia yang cukup dikenal
selama berabad-abad itu berada di tangan bangsa-bangsa  yang
yang  terdiri  dari  umat  Islam  itulah. Di sana pusat ilmu
pengetahuan  dan  tempat  sarjana-sarjana,  dari  sana  pula
datangnya  pelopor kemerdekaan, yang oleh Barat belum selang
lama ini baru dikenalnya. Apabila mungkin mundurnya beberapa
golongan   bangsa   akan   dihubungkan   dengan  agama  yang
dianutnya, maka agama itu  tentu  bukan  Islam,  Islam  yang
telah  membuat  orang-orang  pedalaman  seluruh jazirah Arab
jadi bangkit dan dapat membuat mereka menguasai dunia.
 
Akan tetapi  kemunduran  bangsa-bangsa  yang  telah  menjadi
beban   bagi   Islam   itu   sangat  disayangkan  bila  akan
dihubungkan kepada agama  yang  sebenarnya  tidak  demikian;
bukan  itu  yang dikehendaki oleh Allah dan oleh Rasul. Tapi
mereka menganggap bahwa yang demikian itulah dasar agama dan
barangsiapa yang menentang ia akan dianggap atheis.

ISLAM DAN APA YANG TERJADI DENGAN UMAT ISLAM
 
Kita tinggalkan dulu bicara tentang agama ini, dan mari kita
lihat   sejarah   orang   yang   membawanya    -    Muhammad
'alaihissalam.
 
Banyak  buku-buku  sejarah  tentang  kehidupan Nabi itu yang
telah- menambahkan hal-hal yang tak dapat diterima akal  dan
yang  memang  tidak  diperlukan  menambahkan  demikian untuk
menguatkan risalahnya itu. Dan apa yang  ditambah-tambahkan,
itulah  yang dijadikan pegangan oleh kalangan Orientalis dan
oleh mereka yang mau mendiskreditkan Islam  dan  Nabi,  juga
oleh  mereka  yang mau mengecam umat Islam; dijadikannya itu
tongkat  penunjuk  dalam  kecaman  mereka  yang  akan  cukup
memanaskan hati setiap orang yang berpikir jujur.
 
Hal semacam ini dan apa yang mereka ciptakan sendiri, itulah
yang menjadi pegangan mereka, lalu mereka mengatakan,  bahwa
mereka  menulis  itu  berdasarkan metoda ilmiah yang modern,
metoda yang  mengemukakan  peristiwa-peristiwa,  orang-orang
dan  pahlawan-pahlawan.  Lalu  diberikannya  suatu penilaian
yang  pantas  jika  dianggap  pada  tempatnya   mengeluarkan
penilaian  demikian.  Dan kalau kita baca dengan seksama apa
yang  mereka  tulis  itu  akan  kita  lihat  bahwa  hal  itu
sebenarnya  penuh  dengan  nafsu  permusuhan  dan caci-maki,
terbungkus  dalam  susunan  kata-kata  yang   tidak   kurang
indahnya,   menarik   hati   mereka   yang   sepaham  dengan
anggapannya, bahwa pembahasannya itu ilmiah, terdorong hanya
akan mencari kebenaran semata-mata, ingin meneropongnya dari
segenap penjuru. Inilah yang dituju oleh penulis-penulis dan
ahli-ahli  sejarah  yang  fanatik  itu.  Hanya  saja, adanya
beberapa orang yang masih dapat berpikir lebih tenang - baik
penulis  atau  sarjana  -menyebabkan  mereka yang berpikiran
bebas itu dapat bersikap lebih  adil  dan  jujur,  sekalipun
dari pihak Kristen sendiri.
 
Dalam  berbagai  macam  bidang  beberapa  ulama  Islam telah
tampil dan berusaha menangkis tuduhan orang-orang Barat yang
fanatik  itu.  Dan  nama  Syaikh  Muhammad  Abduh tentu yang
paling menonjol dalam bidang ini. Tetapi  mereka  ini  tidak
menempuh   metoda   yang  ilmiah  -seperti  didakwakan  oleh
penulis-penulis dan ahli-ahli  sejarah  Eropa,  sebab  hanya
merekalah  yang  memakai  cara  itu.  Maksudnya supaya dalam
menghadapi lawan alasan mereka  lebih  kuat.  Kemudian  lagi
ulama  Islam itu - dan Syaikh Muhammad Abduh yang terutama -
telah dituduh atheis dan kufur. Maka argumentasi mereka  itu
menjadi makin lemah di depan lawan Islam.

SIKAP JUMUD DI KALANGAN PEMUDA
 
Tuduhan  mereka  itu sebenarnya memberi pengaruh besar dalam
jiwa  angkatan  muda  Islam  yang  terpelajar.  Terkesan  di
kalangan  pemuda  itu,  bahwa  atheisma  dan  logika sejalan
dengan  ijtihad  (aktif),  sedang  iman  sama  dengan  Jumud
(pasif).  Oleh  karena itu jiwa mereka gelisah. Mereka pergi
membaca buku-buku Barat;  dengan  itu  mereka  akan  mencari
kebenaran,  dengan  keyakinan bahwa mereka tidak mendapatkan
yang demikian itu  dalam  buku-buku  kaum  Muslimin.  Dengan
sendirinya  buku-buku  agama  dan sejarah Kristen tidak juga
terpikirkan  oleh  mereka;  mereka  sudah  hanyut  ke  dalam
buku-buku  filsafat,  yang  dengan  gayanya  yang ilmiah itu
mereka mencari setitik  air  yang  akan  menghilangkan  rasa
dahaga  akan  kebenaran  yang ada dalam jiwa mereka itu, dan
dengan logika yang dikemukakannya sudah merupakan nyala suci
yang   masih   tersembunyi   dalam  jiwa  umat  manusia  dan
dijadikannya pula alat  komunikasi  yang  akan  mengantarkan
mereka  kepada  alam  serta  kebenaran yang tertinggi. Dalam
buku-buku Barat, baik dalam filsafat, etika atau  humanities
pada  umumnya  banyak  sekali yang akan mereka dapati dengan
sangat menarik hati, baik karena gayanya  yang  indah,  atau
karena  logikanya  yang kuat serta apa yang tampaknya hendak
memperlihatkan adanya kemauan  baik  dan  niat  yang  ikhlas
hendak  mencapai pengetahuan demi kebenaran. Oleh karena itu
jiwa pemuda-pemuda itu  jadi  jauh  dari  pemikiran  tentang
agama-agama   semua   dan   tentang   risalah   Islam  serta
pembawanya.
 
Sikap mereka  itu  guna  menghindarkan  diri  jangan  sampai
timbul  konflik antara mereka dengan kebekuan beragama sebab
mereka yakin takkan dapat mengalahkannya, juga karena mereka
tidak   menyadari,  betapa  pentingnya  hubungan  yang  akan
mengangkat martabat manusia ke tingkat yang lebih  sempurna,
sehingga kekuatan moralnyapun akan berlipat-ganda.
 
 
                                    (bersambung ke bagian 5)
 
---------------------------------------------
S E J A R A H    H I D U P    M U H A M M A D
 
oleh MUHAMMAD HUSAIN HAEKAL
diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah
 
Penerbit PUSTAKA JAYA
Jln. Kramat II, No. 31 A, Jakarta Pusat
Cetakan Kelima, 1980
 
Seri PUSTAKA ISLAM No.1

Indeks Islam | Indeks Haekal | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team